Thursday, September 8, 2016

HIKMAH DI BALIK SERBUAN MAHASISWA BARU DI KOTA MALANG




Kota Malang saat ini bisa dibilang sudah menjadi kota pendidikan. Berbagai macam perguruan tinggi ada di Kota yang tak lagi dingin ini. Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim dan Politeknik Negeri Malang  merupakan Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang, selain itu ada Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Merdeka dan masih banyak kampus swasta yang populer. Ada juga kampus Indie (kurang terkenal) yang mulai menunjukkan eksistensinya, salah satunya kampus tempat saya nyari ijazah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indocakti. Dengan banyaknya perguruan tinggi di Kota Malang tersebut bisa dipastikan puluhan ribu mahasiswa baru menyerbu perguruan tinggi yang berada di Kota Malang setiap tahunnya. Mayoritas dari mahasiswa baru tersebut adalah pendatang yang berasal dari luar Kota Malang bahkan luar pulau Jawa.
Populasi penduduk di Kota Malang juga meningkat setiap tahunnya, penyebabnya adalah input dan output yang tidak seimbang. Setiap tahun banyak mahasiswa baru yang masuk Kota Malang dan banyak juga para mahasiswa yang sudah masuk ditahun-tahun sebelumnya lulus tidak pada waktunya alias molor, seperti saya yang jadi kesayangan dosen pembimbing tugas akhir, sehingga beliau tidak rela membiarkan saya lulus dan pergi dari kota Malang secepatnya. Selain itu suasana Kota Malang sangat mendukung untuk kehidupan anak muda. Banyak tempat-tempat wisata indah di sekitar Kota Malang, Kota yang biasa disebut Kota apel ini juga aman untuk pacaran dan nongkrong (aman orangnya sepeda motornya tidak). Mereka tidak perlu takut ketika nongkrong ataupun kencan dengan pasangannya di tempat-tempat umum ketika malam hari karena suasana yang kondusif dan Kota ini masih hidup ketika tengah malam sekalipun. Sehingga banyak para mahasiswa yang sudah menyelesaikan studinya tetapi tidak langsung kembali ke kampung halamanya ataupun kerja di Kota-kota besar yang lebih menjanjikan gaji besar dibandingkan standar gaji di Kota Malang yang hanya pas-pasan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka banyak yang memilih menghabiskan masa mudanya di Kota Malang.
Semakin bertambahnya populasi penduduk di Kota Malang ini membuat banyak warga asli yang berpendapat miring, mereka mengeluhkan jalan-jalan di Kota Malang yang menjadi macet, budaya lokal Malang yang semakin tertindas, suasana kampung yang biasanya adem ayem menjadi ramai akibat banyaknya anak-anak kos yang hilir mudik di gang-gang kampung dan juga tingkat kemesuman di lingkungan mereka yang meningkat akibat ulah mahasiswa yang tidak kuat membayar sewa hotel sehingga membawa pasangannya untuk berbuat mesum di kamar kost.
Tetapi selalu ada hikmah di balik semakin ramainya Kota Malang tersebut. Seperti di awal tahun ajaran baru ini, seketika Kota Malang menjadi Kota yang sangat sibuk. Para mahasiswa baru mulai menyerbu Kota Malang untuk mengikuti kegiatan orientasi di kampus-kampus baru mereka. Mereka pasti juga mencari tempat kost ataupun rumah kontrakan yang akan digunakan selama mereka menempuh pendidikan di Kota Malang. Para mahasiswa baru ini juga akan sibuk browsing untuk mencari rute angkutan umum ke kampus, mencari tempat-tempat makan dan nongkrong yang asik dan murah, juga jasa-jasa lainnya untuk mencukupi kebutuhan mereka.
 Serbuan mahasiswa baru ini bisa dimanfaatkan warga lokal untuk ikut-ikutan sibuk juga. Mereka merenovasi rumah-rumah mereka untuk dijadikan kamar kost dan bagi para pemilik rumah kosong, mereka akan seketika mempercantik rumah kosongnya agar ada mahasiswa tertarik untuk menyewa rumah tersebut. Banyak juga para pengangguran yang mendapat profesi dadakan sebagai makelar kamar-kamar kost ataupun rumah kontrakan dan ada juga yang menjadi kuli bangunan musiman untuk merenovasi kamar kost ataupun rumah kontrakan
Bidang transportasi umum juga seakan menggeliat kembali. Para supir angkot yang biasanya ogah-ogahan beroperasi menjadi tiba-tiba berubah bangun pagi memancal pedal gas angkotnya untuk menyasar para mahasiswa baru yang akan berangkat pagi-pagi untuk mengikuti kegiatan ospek. Pangkalan ojek yang biasanya rame oleh tukang ojek maen remi ataupun maen catur menjadi sepi karena personilnya sibuk hilir mudik mengantar jemput para mahasiswa baru ke kampus anyarnya.
Bidang kuliner juga tak luput dari efek serbuan mahasiswa baru ini. Warung-warung makan menyediakan masakan yang lebih banyak dari biasanya, makanan yang dijualpun seakan-akan terasa lebih enak dari biasanya. Mereka memberikan pelayanan ekstra agar banyak mahasiswa baru yang berlangganan di warung miliknya. Café ataupun restaurant  juga ikut menyemarakkan suasana musim mahasiswa baru ini, mereka memperbarui menu-menu makanan dan minumannya. Para pemilik café juga sedang gencar-gencarnya membuat promo special untuk menarik para mahasiswa baru ini untuk menyerbu café miliknya. Karyawan-karyawan café dan restaurant akan pulang lebih malam untuk melayani para mahasiswa baru yang sedang asik-asiknya nongkrong bersama teman-teman baru mereka.
Bidang jasa lainya juga akan ikutan sibuk di musim serbuan mahasiswa baru ini. Para pemilik usaha laundry akan bekerja sama dengan tukang ojek untuk menawarkan jasa antar jemput cucian. Para pemilik warnet juga akan memperbarui perangkat komputernya dan menawarkan promo paket hemat bagi mahasiswa baru. Pemilik jasa fotocopy dan print juga akan menservis mesin fotocopy dan printernya agar prima saat digunakan untuk melayani mahasiswa baru yang akan memfotocopy berkas-berkas ataupun mencetak tugas-tugas kampusnya. Semua hal ini dilakukan oleh para pengusaha di bidang jasa untuk menarik para mahasiswa baru agar berlangganan mengunakan jasa mereka.
Tidak hanya itu saja, ketika mahasiswa baru mulai akrab dengan suasana tempat tinggal barunya. Mata warga kampung tempat para mahasiswa baru ini tinggal akan semakin tajam untuk mengawasi gerak-gerik mahasiswa baru yang tinggal di kampungnya. Ketika melihat pasangan beda jenis masuk kamar kost dalam durasi yang panjang, para warga kampong akan ramai-ramai menggrebek pasangan tersebut dan mengancam melaporkan pasangan mahasiswa baru tersebut ke orang tuanya atau meminta semen sepuluh sack sebagai denda atas perbuatanya jika pasangan tersebut tidak ingin dilaporkan ke orang tuanya. Denda dalam wujud semen ini bisa digunakan untuk memperbaiki infrastuktur kampong mereka.
Nah, serbuan mahasiswa baru di tiap awal tahun ajaran baru ini tidak hanya memberikan efek negative di Kota Malang. Warga lokal Malang dan juga para pengusaha di Kota Malang juga bisa meraup keuntungan lebih dari fenomena serbuan mahasiswa baru ini. Dan bersyukurlah ketika banyak orang mesum di lingkungan anda, karena secara tidak langsung mereka memberikan sumbangsih untuk membangun infrastruktur di lingkungan anda.



Saturday, September 3, 2016

ENAKNYA NAIK GUNUNG SEKARANG.....

oro-oro ombo

            Mendaki gunung sekarang menjadi hobi mainstream para anak muda bahkan orang tua. Tujuan mendaki gunung bagi mereka mungkin untuk mencari kedamaian dalam sepi ada juga yang bertujuan nyari foto buat eksis di medsos, yang paling keren adalah mereka yang ke puncak gunung hanya untuk nulis ucapan selamat ulang tahun buat pasangannya, “Hai cantik selamat ulang tahun ya... dapet salam nih dari 3676mdpl, kapan kamu kesini bareng aku?” romantis banget bukan, naek gunung sampe berhari-hari Cuma buat ucapin selamat ulang tahun untuk pasanganya. Padahal nggak tau pas ditinggal pergi ke gunung ceweknya jalan sama cowok lain.
            Sejak beberapa film tentang naek gunung beredar di bioskop, gunung-gunung khususnya di pulau jawa jadi ramai pendaki. Kalau dulu mendengar kata gunung kita pasti berpikir gunung adalah tempat yang sepi dan menyeramkan, sekarang?? nggak perlu takut naik gunung karena gunung udah jadi studio foto bahkan kalo musim liburan bisa jadi pasar malem. Contohnya nih, Gunung Prau di daerah dieng jawa tengah pas 17 agustus 2015 pendaki yang berkunjung kesana sampai lebih dari 5000 orang. Sangar nggak? 5000 orang naik gunung pas 17 agustus demi sebuah nasionalisme dalam bentuk foto memegang bendera merah putih. Bayangin aja orang sebanyak itu menghasilkan berapa banyak sampah? Dan kalau kita berpikir lebih dalam kita akan menemukan sebuah hal yang mengerikan yaitu satu gunung dikencingin lebih dari 5000 orang, hmmmm mesti ambune enak.
            Sekarang kita lihat dari style pendaki, dulu kita kebanyakan melihat mas-mas sangar dengan tas carrier gede dipundaknya adapun cewek palingan juga mbak-mbak dengan settingan tomboy. Lha saiki? Nyari kimcil di gunung juga banyak, dedek-dedek gemes dengan hotpanya ataupun mbak-mbak gaul dengan dandanan anak mall juga sudah menjadi pemandangan yang lumrah di gunung, nggak bisa dipungkiri mereka menambah nilai keindahan pemandangan di gunung. Bahkan ada yang saking cinta dengan pekerjaanya sampai bawa-bawa seragam kerja untuk narsis di puncak gunung, ya kalau kerja di minimarket seragam kerjanya Cuma kaos polo masih gampang dibawa, lha kalau pekerjaanya hansip apa ya mau bawa seragam lengkap, sepatu PDL, kopel beserta peluit dan pentungannya???
            Naek gunung sekarang juga udah ga bingung nahan lapar dan haus kok, dulu kalau pengen makan enak dan kenyang di gunung kita harus rela menahan beban berat logistik di punggung, bawa spirtus banyak buat masak nasi dan lauknya. Sekarang tinggal bawa duit aja udah banyak yang jual makanan dan minuman di gunung. Gunung gede pangrango udah terkenal dengan penjual nasi uduk lauk telor campur tepungnya, gunung semeru identik dengan penjual gorengan dan semangka limaribu duanya. Nggak lama lagi bakalan ada restoran cepat saji di tengah hutan, atau jangan-jangan 2 musuh bebuyutan alfamart dan indomaret sudah merencanakan akan membuka cabang di gunung.
            Nah, sekarang hobi naik gunung bukanlah hobi yang susah dilakukan, buktinya banyak kimcil, dedek gemes dan mbak-mbak mall sampai ke puncak gunung. Buat cowok-cowok jomblo yang pengen nyari jodoh digunung, udah banyak pilihan cewek-cewek cakep tuh di gunung. Dan kalau sampeyan cewek yang pengen nyari popularitas, dari pada ke dukun buat pasang susuk ataupun pelet mending ke gunung aja. Tinggal foto pakai hotpant dan kaos you can see di gunung dijamin followers instagram sampeyan bakalan nambah banyak. Dan siap-siap aja di modusin banyak cowok buat dinaekin gunungnya, eh.. maksudnya diajakin naek gunung.


Wednesday, August 24, 2016

GUNUNG BUTAK.... Yang Hanya Jadi Alternatif Ketika Semeru Tutup



Pegunungan Putri Tidur

Gunung Semeru memang menjadi primadona para manusia pendaki gunung. Tidak hanya dari pulau jawa saja, tetapi mereka dari luar jawa bahkan luar negeri menjadikan Gunung Semeru sebagai tujuan utama pendakiannya. Gunung Semeru memang terbuka untuk siapa saja yang ingin melakukan pendakian atau yang hanya ingin bersantai di Ranu Kumbolo, tetapi disaat tertentu jalur pendakian Gunung Semeru ditutup. Penutupan jalur pendakian Gunung Semeru Rutin dilakukan di awal tahun antara bulan Januari sampai April, tujuan penutupan jalur pendakian di awal tahun selain mengantisipasi cuaca buruk juga untuk memperbaiki ekosistem di Gunung Semeru. Tidak hanya di awal tahun saja, jalur pendakian Gunung Semeru terkadang bisa ditutup sewaktu-waktu. Ada beberapa hal yang membuat jalur pendakian ditutup sewaktu-waktu seperti terjadi kebakaran hutan, evakuasi pendaki hilang dan peningkatan status aktivitas vulkanis. Lalu bagaimana jika kita sudah terlanjur sampai di Kota Malang atau sudah terlanjur membeli tiket tujuan Malang dan tiba-tiba jalur pendakian Gunung Semeru ditutup? yooooo muleh ae, arep piye neh? tenang, masih banyak gunung lain selain Semeru di sekitar Kota Malang. Ada Gunung Arjuno, Gunung Butak dan Gunung Panderman. Nah, kali ini saya akan membahas tentang gunung Butak yang sering hanya jadi alternatif ketika Gunung Semeru tutup.

Gunung Butak berada di kawasan pegunungan putri tidur yang terletak di sebelah barat Kota Malang, puncak tertinggi Gunung Butak berada di ketinggian 2868mdpl. Terdapat 3 jalur pendakian untuk mencapai puncak Gunung Butak yaitu via jalur Princi di Kecamatan Dau, via jalur Panderman di Kota Batu dan via jalur sirah kencong dari Blitar. Jalur Panderman merupakan jalur yang paling sering pakai pendaki untuk mencapai puncak Gunung Butak. Selain medan di jalur tersebut tidak terlalu berat juga karena akses menuju basecamp pendakian jalur panderman yang mudah di tempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari Kota Malang bisa naik angkot jurusan terminal Landungsari, kemudian dilanjutkan naik bis jurusan jombang atau Kediri lalu turun Gerbang Panderman di Desa Pesanggrahan Kota Batu. Sebenarnya jalur ini adalah jalur pendakian Gunung Panderman tetapi bisa juga digunakan untuk mencapai Puncak Gunung Butak. Gunung Butak dan Gunung Panderman sendiri masih dalam jajaran pegunungan Putri Tidur. Tiket masuk sebesar Rp7000 baik untuk Gunung Butak Maupun Gunung Panderman. Jalur pendakian via Panderman ini banyak bercabang, tetapi terdapat petunjuk jalan yang jelas. Medannya bervariasi mulai dari nanjak biasa, nanjak banget juga jalur landai yang lumayan panjang. Butuh waktu sekitar 6 jam untuk mencapai sabana Gunung Butak, tempat ini biasa digunakan untuk mendirikan tenda dan bermalam karena dekat dengan sumber air dan tidak terlalu jauh hanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk mencapai puncak Gunung Butak. Disarankan untuk melanjutkan perjalanan ke puncak sebelum sunrise. Puncak Butak merupakan dataran terbuka, jadi kita bisa melihat 360 derajat disekitar kita. Pegunungan Bromo Tengger Semeru terlihat megah di sisi timur, Gunung Arjuno Welirang terlihat gagah di sisi utara dan dari kejauhan di sebelah barat Gunung Kelud, Gunung Wilis bahkan terkadang puncak Gunung Lawu juga terlihat indah.

Jadi sebenarnya Gunung Butak juga tidak kalah menarik di bandingkan gunung-gunung lainnya. Tapi sayangnya jarang para manusia pendaki yang tertarik untuk kesana dan hanya menjadikan Gunung Butak sebagai plan B ketika Semeru sang impian para penggemar bang Genta, Riani, bang Zafran dan Adinda ditutup jalur pendakiannya. Coba saja ada penulis hebat yang menulis buku tentang Gunung Butak lalu ada sutradara yang bikin film tentang Gunung Butak. Hmmmm mesti dadi pasar pisan gunung iki.... Mbak Pevita ga pengen mrene ta?


Landaiiiii

apakah ini pohon yang bunganya sering jadi kontroversi???


jalur lumayan rapet
camp sabana
punciaaaaak
maapkan beberapa kali kesana tak pernah bisa bangun sebelum sunrise, muncak kesiangan terus. Maklum terlalu nyenyak tidur di tenda. mau ambil poto orang takut dituntut.

Tuesday, August 23, 2016

Mendaki Gunung... Masih Yakin Cari Kedamaian?

IMG_20141020_175922
lautan awan di puncak gunung
Ketika kebisingan kota membuat manusia merasa jenuh, bosan atau stress maka pergi berlibur menjadi pilihan manusia untuk menenangkan pikiran. Banyak pilihan kegiatan yang dilakukan manusia saat berlibur, salah satunya mendaki gunung. Mengapa mendaki gunung menjadi pilihan saat berlibur? konon ketika mendaki gunung manusia bisa menemukan kedamaian dalam sepi, mendapat ketenangan hati, menyadari keajaiban TUHAN dalam menciptakan keindahan dan banyak hal yang bisa didapat saat mendaki gunung. Oleh sebab itu mendaki gunung sekarang menjadi hobi banyak manusia, baik dari kalangan pekerja, pelajar, kaum pengangguran bahkan tidak sedikit manusia yang mencari nafkah dari kegiatan mendaki gunung.
Tapi sekarang masih yakinkah kita akan menemukan kedamaian saat mendaki gunung? Saya rasa tidak, karena akhir-akhir ini hampir semua gunung khususnya dipulau jawa ramai pendaki. Tapi apakah semakin ramai gunung semakin hilang ketenangan yang kita cari? Salahkah jika banyak manusia mendaki gunung? tidak juga. Lalu mengapa kedamaian saat mendaki gunung tidak kita temukan? Saya akan mencoba menjawab dengan logika liar saya yang terkadang terbolak-balik.
  1. Sampah
_MG_9955
Foto tersebut saya ambil saat turun dari gunung semeru, pendaki ini mau membawa sampah botol plastiknya turun. Apakah semua manusia yang mendaki gunung seperti itu? saya rasa tidak. Banyak para pendaki yang 'sadar' membawa sampahnya turun dan tidak sedikit juga yang 'tak sadarkan diri' meninggalkan sampahnya di gunung. Kalian bisa membayangkan jika banyak pendaki gunung yang 'tak sadarkan diri', seberapa banyak sampah yang kita temukan di gunung. Banyak dari golongan pendaki 'tak sadarkan diri' tersebut beralasan "kita udah bayar mahal tiket masuk gunung jadi pasti sudah ada petugas kebersihanya dong?". Semudah itukah? coba kalau pertanyaan itu dibalikkan, " uang tiketnya saya balikin, tapi sampeyan mau bersihin sampah di gunung ya?". Masalah sampah di gunung memang sudah mencapai tahap yang memprihatinkan. Jika kalian mengetikkan keyword sampah gunung di google maka kalian akan menemukan banyak pemandangan indah yang terhalang sampah. Jadi sebaiknya kita para manusia yang hobi mendaki sadar untuk menjaga kebersihan gunung, kecuali kalau kalian adalah manusia yang bisa menemukan kedamaian, ketenangan dan keindahan di antara sampah.
2. Etika
Jpeg
Mengapa saya menampilkan gambar ranu kumbolo? apa hubunganya dengan etika?. Ranu kumbolo memang menjadi tempat idola para manusia pendaki gunung dan banyak dari mereka yang mendirikan tenda di sekitar danau untuk bermalam dan menikmati keindahan pemandangan disekitarnya. Ranu Kumbolo juga menjadi tempat untuk mengisi kembali perbekalan air para pendaki. Bahkan sebenarnya air dari danau tersebut bisa kita minum langsung tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Tapi masih banyak para pendaki yang mandi dan mencuci peralatan masak di danau ini, lalu apakah kita mau minum air bekas orang mandi? masak nasi pakai air bekas sabun? nggak mau kan. Banyak para pendaki gunung yang mengabaikan larangan-larangan saat mendaki gunung, mereka hanya memikirkan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan kepentingan orang lain. Sebagai contoh lain, jika kita mencemari sumber air di gunung apakah kita tidak memikirkan warga lereng gunung yang bergantung pada sumber air tersebut. Tidak hanya masalah sumber air, masalah vandalisme, larangan memetik bunga edelweis dan masih banyak larangan yang sering manusia abaikan saat mendaki gunung.
3. Keselamatan
532752_2721412489113_134457603_n
Menurut saya tujuan mendaki gunung selain mencari kedamaian adalah kembali pulang kerumah dengan selamat. Keselamatan diri memang seharusnya menjadi hal utama yang dipikirkan manusia saat mendaki gunung. Salah satu faktor yang mempengaruhi keselamatan pendaki adalah peralatan pendakian yang cocok untuk kegiatan alam bebas, nyaman dan aman. Sekarang ini banyak manusia yang ikut-ikutan mendaki gunung tetapi mengabaikan peralatanya. Kita manusia biasa tidak bisa memastikan bahaya apa saja yang akan kita hadapi selama perjalanan mendaki gunung. Contoh gampang saja ketika dalam perjalanan mendaki tiba-tiba turun hujan, kita tidak membawa jas hujan dan tidak ada tempat berteduh. Jika terjadi hal seperti itu tidak hanya badan yang basah kuyup tetapi juga peralatan lain yang kita bawa basah semua dan tidak bisa digunakan. Suhu malam hari di gunung juga sangat dingin bahkan di gunung tertentu bisa mencapai suhu di bawah nol derajat saat musim kemarau. Dalam suhu yang sangat dingin tenda saja tidak cukup untuk menghindari dingin tersebut, maka kita butuh peralatan lain seperti jaket tebal, sleeping bag, kaus kaki dan sarung tangan. Jika kita mengabaikan peralatan tersebut kita bisa terserang hipotermia saat mendaki gunung, sudah ada beberapa korban jiwa akibat hipotermia saat mendaki gunung. Tanpa peralatan yang memadai bukan kedamaian saat mendaki gunung tetapi malah celaka yang kita dapat.
Nah, kalau para manusia pendaki gunung mengabaikan beberapa hal tersebut masih yakin cari kedamaian saat mendaki gunung?